Teori Motivasi dan Penerapanya dalam Pembelajaran
• Suciati
• Prasetya Irawan
• Kinerja atau performance yang rendah
dapat disebaban oleh berbagai faktor :
• Seorang siswa yang berprestasi
rendah dapat disebabkan :
- Tidak melakukan tugas (belajar) karena tidak mempunyai atau menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan (kuadran 1)
- Tidak mau melakukan tugas tertentu, meskipun sebenarnya mempunyai kemampuan yang diperlukan. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti topik yang tidak menarik, cara mengajar dosen yang tidak jelas, atau karena kuatir dengan konsekuensi yang harus ditanggung apabila mengalami kegagalan (kuadran 2, 3, dan 4)
Motivasi
atau movere yang berarti “menggerakkan”. Motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan
ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Motivasi
sebagai pespektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan
lingkungannya (Ames dan Ames : 1984)
Kategori
motivasional yang harus diperhatikan :
- Perhatian (Attention)
- Relevansi (Relevance)
- Kepercayaan diri (Confidence)
- Kepuasan (Satisfaction)
• Strategi untuk merangsang minat dan
perhatian mahasiswa :
- gunakan metode yang variatif (demonstrasi, studi kasus, dll)
- Gunakan media.
- Gunakan humor.
- Gunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh.
- Gunakan teknik bertanya.
• Relevansi
Motivasi
akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi
kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan
pribadi dikelompokkan dalam :
- Motif pribadi
- Motif Instrumental
- Motif Kultural
• 1. Nilai Motif Pribadi (McChelland)
mencakup :
- Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement)
- Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)
- Kebutuhan untuk berafiliasi.
• Nilai yang bersifat instrumental,
dimana keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai langkah
untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut.
• Nilai kultural, apabila tujuan yang
ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok
yang diacu siswa.
• Kepercayaan diri
• Merasa diri kompeten atau mampu,
merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
• Konsep self-efficacy berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu
tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
• Strategi untuk meningkatkan percaya
diri :
- Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman berhasil siswa.
- Menyusun materi dalam bagian yang lebih kecil
- Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan menyatakan persyaratan berhasil.
- Strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan ditangan mahasiswa
- Tumbuh kembangkan kepercayaan siswa dengan penguatan.
- Berikan umpan balik yang konstruktif.
• Kepuasan
Keberhasilan
dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan
termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.kepuasan karena
mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima baik yang berasal
dari dalam maupun luar siswa.
• Strategi untuk meningkatkan
kepuasan:
- Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya.
- Berikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan atau mempraktekkan pengetahuan baru yang dipelajari.
- Minta kepada siswa yang telah menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan untuk membantu teman-temanya yang belum berhasil.
- Bandingkan prestasi siswa dengna prestasinya sendiri dimasa lalu atau standart tertentu.
• Sembilan peristiwa pembelajaran
- Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Mengingat kembali konsep yang telah dipelajari
- Menyampaikan materi
- Memberikan bimbingan belajar
- Memperoleh unjuk kerja mahasiswa
- Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas
- Mengukur/ mengevaluasi hasil belajar
- Memperkuat retensi dan transfer belajar.
No comments:
Post a Comment