MODEL-MODEL KOMUNIKASI
DAN ESENSI PROSES KOMUNIKASI
Fungsi
Model
n Untuk lebih memahami fenomena
komunikasi dapat menggunakan model-model komunikasi
n Model adalah representasi suatu
fenomena, baik nyata ataupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting
fenomena tersebut
Fungsi
model :
1. Melukiskan proses komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu menemukan dan
memperbaiki kemacetan komunikasi
Model-model Komunikasi
n Harold Lasswell mengemukakan tentang bentuk
komunikasi yang mengandung unsur-unsur:
Ø Who – Siapa
Ø Says What – Mengatakan apa
Ø In Which Channel – Menggunakan saluran apa
Ø To Whom – Untuk siapa
Ø With What Effect – Dengan efek apa
n Model Shannon – Weaver (1949) ini dikenal sebagai model matematika
komunikasi untuk menjawab pertanyaan “apa yang terjadi pada informasi sejak
saat dikirimkan hingga diterima ?”
Mengasumsikan bahwa dalam proses komunikasi,
pesan yang dikirimkan = pesan yang diterima
Model komunikasi Shannon-Weaver digambarkan
sebagai sebuah proses linier, searah, menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini terdiri dari lima fungsi yang
ditampilkan dan terdapat sebuah faktor disfungsi yaitu gangguan (noise).
n Model Berlo
berdiri dari empat elemen, yaitu sumber (source/S), pesan (message/M),
saluran (channel/C) dan penerima (receiver/R). Dari
keempat komponen inilah model Berlo juga sering disebut sebagai model SMCR.
Keunikan Berlo adalah dalam mendefinisikan
saluran komunikasi dengan kelima panca
indera manusia sebagai saluran komunikasi.
Kemudian, ia juga memperluas elemen sumber dan
penerima. Berlo meletakkan komponen-komponen seperti ketrampilan komunikasi (communication
skills), sikap (attitude), knowledge (pengetahuan), sistem
sosial (social system) dan budaya (culture).
n Model Schramm menekankan pada perilaku para pelaku utama
dalam proses komunikasi.
Pada model Schramm, tidak membedakan antara
fungsi pada komunikator dan receiver. Menggambarkan bagian-bagian itu sebagai
sesuatu yang sama, menganggap keduanya memiliki fungsi-fungsi yang sama, yaitu
fungsi encoding, decoding dan interpreting.
Fungsi encoding sama dengan fungsi transmisi, sedangkan fungsi decoding
sama dengan fungsi receiving.
Pendekatan dengan model sirkuler ini berbeda
dengan model komunikasi linier yang tradisional, yang secara jelas memisahkan
peran pengirim dan penerima. Sebaliknya, pada model ini pengirim dan penerima
dapat bergantian memainkan peran.
Model Spiral Dance mengarahkan perhatian
seseorang kepada fakta bahwa proses komunikasi bergerak semakin maju dan apa
yang dikomunikasikan akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang
berlangsung selanjutnya. Dance menekankan pada ‘dinamika’ pada tindak
komunikasi.
Model spiral cenderung meluas begitu besar
karena pengetahuan topik sebelumnya, sebaliknya bagi pelaku-pelaku yang lain
dengan pengetahuan dasar yang sedikit, model spiral ini bergerak secara
moderat. Model ini digunakan untuk mengilustrasikan gap-gap informasi dan
asumsi bahwa pengetahuan cenderung untuk menciptakan pengetahuan berikutnya
yang lebih banyak.
n Pada model konvergen,
pengertian bersama disebut sebagai hasil akhir dalam proses komunikasi. Wujud
lingkaran juga mengandung pengertian bahwa betapapun banyaknya informasi yang
saling digunakan bersama oleh para peserta (dalam bentuk mengutarakan pendapat
masing-masing), namun mereka hanya dapat sampai saling berhampiran saja. Mereka
tidak akan pernah sepenuhnya memahami makna
pihak lainnya. Bila ingin memahami pihak lain secara sempurna,
diperlukan pengalaman hidup yang mutlak sama. Dan hal ini tentu saja mustahil.
n Esensi komunikasi dalam model
Model-model komunikasi memiliki perkembangan
yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan ilmu dan penelitian
komunikasi.
Menggambarkan proses komunikasi secara beragam
baik yang bersifat linier, sirkuler ataupun interaksional dan konvergen.
Keberagaman model dan proses komunikasi di
dalamnya memperlihatkan sifat prosesual dan dinamisnya proses komunikasi.
No comments:
Post a Comment