Tuesday, October 1, 2013

Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan kehidupan berkeluarga

BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam bab ini akan di bahas tentang  Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan kehidupan berkeluarga. Masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa setengah baya dan masa tua. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing.
Remaja dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Sebelum menentukan hal yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian hendaknya kita pelajari dahulu tugas perkembangan remaja dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kami mencoba membahas mengenai tugas perkembangan remaja baik secara umum maupun klasifikasinya secara khusus yang berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga.

B.   RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan diatas maka timbul masalah-masalah yaitu:
1.      Apa yang dimaksud tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan remaja yang berhubungan dengan kehidupan keluarga?
3.      Bagimana cara remaja untuk menghadapi kehidupan berkeluarga?
4.      Bagaimana implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan?

C.   TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Dapat memehami dan mengerti apa yang dimaksud tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
2.      Untuk menambah informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
3.      Dapat mengerti cara remaja dalam menyelesaikan  tugas perkembangannya yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
4.      Menambah pengetahuan tentang implikasi tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan.







BAB  II
PEMBAHASAN

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
BERKENAAN DENGAN KEHIDUPAN BERKELUARGA  DAN IMPLIKASI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DALAM PENYELENGGARAAN  PENDIDIKAN
1.     TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA BERKENAAN DENGAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Tugas perkembangan remaja merupakan suatu proses yang wajib dikerjakan oleh remaja dalam menghadapi proses perkembangan yang berlangsung didalam dirinya.Tugas perkembangan remaja ini sangatlah banyak,tergantung para ahli yang menguraikannya.Namun disini,hanya membahas tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga,dimana dalam menuju kehidupan berkeluarga ini,remaja akan mengalami beberapa proses yang dapat mendorongnya untuk berfikir tentang perkembangannya menuju kehidupan yang dewasa.Didalam menghadapi kehidupan berkeluarga setidaknya remaja mengerti dengan 3 hal yaitu mengenai pengertian kehidupan berkeluarga,timbulnya cinta dan jatuh cintaserta masyarakat dan perkawinan.Dimana,jika remaja dapat memahami ketiga hal tersebut maka sedikit banyak akan membantu menyelesaikan tugas perkembangannya yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.

A.    PENGERTIAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu rumah. kehidupan menurut beberapa tokoh adalah
-          MITCH AXELROD Kehidupan merupakan sebuah perjalanan untuk dijalani dan dinikmati
-           J. C. MICHAELS kehidupan adalah perjalanan luar biasa menuju wilayah tak dikenal, sebuah jalur penuh tipu daya melalui hutan - hutan gelap, sebuha tirai gantung diatas kulit pohon yang bercabang – cabang.
 jadi kehidupan keluarga berarti perjalanan untuk dinikmati oleh suatu kelompok dari masyarakat. Di dalam keluarga ada anak,yang lambat laun akan semakin tumbuh menjadi dewasa dan akhirnya berkeluarga juga.Diantara fase anak-anak menjadi dewasa ada yang dinamakan fase Remaja.Secara biologis ,pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual yang berarti bahwa secara biologis remaja telah siap melakukan fungsi produksi.
Garrison (1956) menyatakan bahwa hal tersebut dapat mempertinggi dorongan seksual remaja,sehingga perlu dipersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan,karena masalah tersebut telah mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Untuk ini sekolah perlu memberikan perhatian secara khusus tentang masalah-masalah perkawinan tersebut,dalambentuk pendidikan seksual atau kegiatan yang lain bagi remaja sebagai persiapan baginya dalam menghadapi fungsi sebagai orang tua di kemudian hari.
Adapun jika mereka tidak mendapatkan pendidikan seksual di sekolah akan menimbulkan dampak:
1.      Peremehan terhadap perilaku seksual atau menganggap tidak ada dampak negatif dari seks bebas, dan bisa jadi melakukan perbuatan seksual secara bebas.
2.      Bisa juga kurang tau atau kurang mengerti masalah seputar seksual baik secara bebas ataupun secara baik-baik(halal).
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan seks adalah
1.      Orang tua,
Kurangnya bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan membuat anak menjadi liar, orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan yang salah yang berakibat fatal bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin sebenarnya orang tua sendiri yang menjerumuskan anaknya, sebagai contoh misalnya, orang tua merasa malu kalau anaknya yang sudah SMA ataupun sudah remaja belum punya pacar, pasti akan ditanya, akhirnya si anak cari pacar, awalnya mungkin biasa saja, ke tokok buku, atau sesekali ke cafe. Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang tangan, lalu naik pangkat lagi, dan meningkat ke lainnya. Orang tua yang terlalu otoriter juga tidak baik bagi perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan sekali kebebasan ia lupa segalanya.
2.      Lingkungan/teman
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya Cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
3.  Iman yang lemah
Seseorang yang tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan godaan duniawi yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi godaan berat.
4.  Ketagihan
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Maka setidaknya kita sebagai guru untuk mengatasi hal tersebut dengan pendidikan seks,seperti:
Ø  Menanamkan rasa malu pada anak.
Ø  Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.
Ø  Memisahkan tempat tidur mereka.
Ø  Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu).
Ø  Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.
Ø  Mengenalkan mahram-nya.
Ø  Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata.
Ø  Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilât.
Ø  Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat.
Ø   Mendidik etika berhias.
Ø  Ihtilâm dan haid.
Oleh karena itu,Remaja memerlukan pendidikan seksual.Perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
Baik dari perilaku laki-laki ataupun perempuan upaya yang dilakukan dalam menarik lawan jenis itu tergantung dari pribadi masing-masing, tidak semua laki-laki berani mengupayakan untuk menarik lawan jenis atau perempuan yang sedang di impikannya sebagai kekasih, justru ada perempuan yang berupaya untuk menarik lawan jenisnya menjadi seorang kekasih. Tetapi secara umum upaya laki-laki menarik lawan jenis adalah
1.      Berupanya mencari waktu luang untuk bisa bertemu dengan seorang perempuan yang dia idam-idamkan.
2.      Berupaya mencari perhatian dari perempuan tersebut.
3.       Suka memuji perempuan tersebut
4.      Memberikan perhatian kepada perempuan tersebut.
5.      Berupaya tampil menarik
Secara umum upaya perempuan menarik lawan jenis adalah
1.      Berupaya tampil menarik di hadapan laki-laki
2.      Mencari perhatian dari laki-laki
3.      Selalu memberikan senyum ketika bertemu laki-laki.

B.   TIMBULNYA CINTA DAN JATUH CINTA
Hampir setiap pemuda(laki-laki dan perempuan) mempunyai 2 tujuan utama yaitu:
Ø  Pertama,menemukan jenis pekerjaan yang sesuai
Ø  Kedua, menikah dan membangun sebuah rumah tangga(keluarga)
Menurut Garrison,1954:483,bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta”didalam kehidupannya setelah mencapai belasan tahun.Jatuh cinta merupakan salah satu penyakit hati dimana perasaan itu muncul secara tiba-tiba terutama dengan lawan jenis. Mulai saat itu laki-laki atau wanita mulai berangan –angan untuk menemukan pasangan hidup yang ideal. Sedangkan pengertian cinta itu sendiri adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta ada bermacam-macam antara lain:
ü  Faktor kepribadian
Faktor yang dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki seseorang dalam hal tingkah laku, sopan santun, dan tata krama terhadap sesama makhluk.
ü  Faktor fisik
Faktor yang di pengaruhi berdasarkan bentuk fisik yang dimiliki seseorang yang dapat menarik lawan jenis.
ü  Faktor budaya
Perbedaan seseorang dalam hal adat istiadat tertentu, sesuai dengan lingkungan.
ü  Faktor latar belakang keluarga
Perbedaan antara keluarga yang mampu dan kurang mampu
ü  Faktor kemampuan
Perbedaan seseorang yang dipengaruhi oleh kemampuan berfikir atau kecerdasan seseorang.
Para ahli jiwa sosial sependapat bahwa konsepsi yang menentukan saling tertariknya antara individu satu dengan myang lain adalah dengan upaya menciptakan hubungan yang akrab(intim) dan hal itu berlangsung dalam kurun waktu yang relatif panjang.
Secord dan Backman (1974) menyatakan bahwa menciptakan hubungan intim dicapai melalui tiga tahap yaitu:
(i)                 Tahap eksplorasi
Menjajagi masalah masalah yang berhubungan dengan pujian atau penghargaan dan keuangan.
(ii)               Tahap penawaran
Dimana pasangan itu menjalin berbagai janji .Tidak ada ketentuan formal dalam perjanjian ini tetapi yang muncul dan dianggap penting dalam hal ini adalah saling pengertiannya tentang latar belakang hubungan mereka.
(iii)             Tahap komitmen
Ditandai oleh saling ketergantungan masing-masing.
Di samping ini Backman  mengajukan tahap ke empat yaitu tahap institusionalisasi
(iv)             Tahap institusionalisasi.
Ditandai kesepakatan-kesepakatan untuk hidup masa depan.
Teori lain telah pula mendiskusikan adanya sedikit perbedaan pandangan tentang tahap-tahap  yang ada dalam perkembangan keakraban hubungan antar remaja.Diidentifikasikan juga perubahan perilaku remaja dalam melakukan pergaulan dengan lawan jenis,seperti di kemukakan oleh Burges dan Huston yaitu sebagai berikut:
1.      Mereka lebih sering berhubungan dalam periodewaktu yang agak lama.
2.      Mereka mencapai pendekatan bila berpisah  dan merasa ada peningkatan hubungan bila bertemu kembali.
3.      Mereka terbuka satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik menunjukkan keakraban.
4.      Mereka lebih terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka.
5.      Mereka mengembangkan sistem komunikasi mereka sendiri ,dan komunikasi itu meningkat lebih efisien.
6.      Mereka meningkatkan kemampuan masing masing dalam merencanakan dan mengantisipasi kenyataan kehidupan dalam masyarakat nanti.
7.      Mereka menyingkronkan tujuan dan perilakunya,dan mengembangkan pola interaksi yang cenderung tetap.
8.      Mereka meningkatkan investasi mereka dalam hal hubungan dan memperluas lingkup kehidupan mereka yang penting.
9.      Mereka sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa interes mereka masing masing  merupakan ikatan yang tak dapat dipisahkan demi kebaikan hubungan mereka.
10.  Mereka meningkatkan perasaan saling menyenangi,mempercayai, dan mencintai demi kepentingan bersama.
11.  Mereka melihat hubungan tersebut sebagai yang tak tergeser,atau setidak-tidaknya sebagai suatu yang unik.
12.  Mereka semakin akrab satu sama lain sebagai sejoli bukan sebagai individu.

C.    MASYARAKAT DAN PERKAWINAN
Pemilihan pasangan hidup merupakan tugas prkembangan yang didukung faktor biologis.Pemilihan pasangan yang berakir dengan perkawinan berarti merupakan pertanda terbentuknya inti kelurga atau perluasan dan kelanjutan tentang pemekaran keluarga.Perkawinan merupakan pertanda terbentuknya inti kekeluargaan atau perluasan  dan kelanjutan tentang pemekaran keluarga.
Dan sesuatu yang dianggap sakral.Maka perkawinan tidak begitu saja terjadi,namun ada norma-norma yang mengatur tentang masalah tersebut,dan itu tergantung dari kehidupan sosial masyarakatnya.
Esleman dan Chasion(1983:311) menyatakan bahwa norma perkawinan yang berlaku disetiap masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 kategori  yaitu:
1.      Exogamy
Perkawinan yang tidak boleh dilakukan karena ada hubungan darah.Hubungan darah yaitu perkawinan laki-laki dan perempuan dari satu ibu, satu bapak, saudara sekandung, saudara sepupu, dan perkawinan sesama jenis.Contoh perkawinan exogamy adalah perkawinan yang pada umunnya dilakukan oleh orang orang indonesia atau luar negeri(adat jawa dan adat bali,WNA dan WNI,suku jawa dan jawa)
2.      Indogamy
Perkawinan yang boleh dilakukan dalam hubungan darah.Misalnya perkawinan antara suku-suku pedalaman di indonesia.
Di dalam suatu perkawinan terdapat perbedaan pandangan.Seperti yang dikemukakan oleh Adam(Garrison:1956:483) bahwa 60% wanita yang mengisi angket menyatakan perkawinan itu didorong oleh faktor cinta dan keamanan,Sedangkan laki-laki menyatakan perkawinan itu didorong faktor keinginan hidup bersama dan mengurangi ketegangan sedangkan cinta menduduki urutan ketiga.Hal ini dikarenakan prinsip hidup wanita dan laki-laki tidak sama,yang mana wanita lebih membutuhkan pelindung bagi kehidupannya.
Dalam masalah perkawinan,setiap masyarakat didunia memiliki hukum dan aturan adat yang menjadi pedoman bagi setiap anggota masyarakat dalam menentukan pasangan hidupnya.Adapun yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan calon pasangan hidup adalah:
1.      Faktor  fisik dan psikologis
Ø  Fisik adalah Faktor yang di pengaruhi berdasarkan bentuk fisik yang dimiliki seseorang yang dapat menarik lawan jenis.
Ø  Psikologis adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia.
2.      Kesamaan
Ø  Ras
Pembedaan variasi penduduk berdasarkan tampilan fisik atau bentuk dan warna rambut, warna mata, warna kulit, bentuk mata, dan bentuk tubuh
Ø  Bangsa
Kelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang sama.
Ø  Agama
Suatu kepercayaan tentang adanya Tuhan yang maha esa juga sebagai pencipta alam semesta.
Ø  Status sosial ekonomi
Berhubungan dengan status ekonomi kedua mempelai,bawah menengah ataukah atas.
3.      Faktor sosial.
Mencakup aspek antara lain menyangkut masalah pergaulan dan pekerjaan.
Ø  Pergaulan
Proses interaksi yang dilakukan individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
Ø Pekerjaan
Pererjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.
Pekerjaan dalam arti sempit adalah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang
Ketiga faktor ini berpengaruh terhadap penetapan calon pasangan hidup entah itu lingkupnya besar atau kecil,oleh karena itu secara psikologis remaja banyak menerima pengaruh dari ketiga hal tersebut dan nantinya akan berpengaruh terhadap penetapan kriteria pasangan hidupnya.Ini dapat menimbulkan sikap-sikap remaja yang bervariasi,sehingga dapat menimbulkan perilaku yang positif seperti belajar dan bekerja keras,baik dalam upaya mewujudkan cita-citanya maupun dalam karier.Tetapi sebaliknya hal ini dapat menimbulkan bayangan rasa takut untuk melangkah mewujudkan cita-citanya. Akibat ketakutan tersebut tentu saja dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya didalam masyarakat yang mungkin merupakan pelarian.

2.    IMPLIKASI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DALAM PENYELENGGARAAN  PENDIDIKAN
a.       Pendidikan yang dilakukan di Indonesia baik di lingkungan sekolah atau luar sekolah pada umumnya dilakukan secara klasikal. Peenyelenggaraan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung didalam kelas.
b.      Beberapa usaha yang perlu dilakukan didalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah:
1)         Bimbingan kerier seseuai dengan kemampuan siswa
2)         memberikan latihan-latihan praktis kepada siswa dengan berorientasi kepada kepada kondisi (tuntutan)lingkungan.
c.       Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.Untuk mengembangan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
1)      Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga
2)      Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik didalam keluarga, sekolah, maupun didalam masyarakat.
d.      Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.











BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari data yang telah kami kumpulkan diatas maka kami dapt menyimpulkan bahwa:
1.      Tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan keluarga adalah suatu proses yang wajib dikerjakan oleh remaja dalam menghadapi proses perkembangan yang berlangsung didalam dirinya yang ada kaitannya dengan kehidupan keluarga yang merupakan tujuan remaja untuk meneruskan fungsi biologisnya secara sempurna.
2.      Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan remaja tersebut adalah:
Ø  Keluarga
Ø  Lingkungan/teman
Ø  Iman yang lemah
Ø  ketagihan
3.      Yang dilakukan remaja untuk menghadapi kehidupan berkeluarga yaitu:
Ø  Belajar dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
Ø  Menentukan jenis pekerjaan yaang sesuai.
Ø  Melaksanakan norma-norma yang berlaku di keluarga,sekolah, dan masyarakat yang berhubungan dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga
Ø  Bersiap menikah dan membangun sebuah rumah tangga.
4.      Implikasi tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan,antara lain:
Ø  Pendidikan yang dilakukan di Indonesia baik di lingkungan sekolah atau luar sekolah pada umumnya dilakukan secara klasikal.
Ø  Beberapa usaha yang perlu dilakukan didalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya.
Ø  Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
Ø  Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik didalam keluarga, sekolah, maupun didalam masyarakat.
Ø  Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan.

B.     SARAN
Dengan berlandaskan simpulan diatas teriring segala hormat,penulis menyampaikan saran agar orang tua dan pendidik dapat:
Ø  Menanamkan nilai moral kepada remaja yang berhubungan dengan pekembangan seksual remaja.
Ø  Memberikan bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
Ø  Menanamkan nilai agama dan memantapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan utanya yang berhubungan dengan pernikahan.






DAFTAR PUSTAKA

Sunarto,Agung Hartono.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Rineka Cipta.,1995
http://amaliandini.wordpress.com/2010/07/02/for-you-and-for-me/
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/memilih-pasangan-idaman.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/13/pendidikan-seks-untuk-anak-tabu-atau-perlu/
http://syarifonly.blogspot.com/2012/02/pendidikan-seks-di-sekolah-pro-dan.html
http://ayocobaliad.blogspot.com/2011/01/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html
http://www.indonesiamedia.com/2011/05/19/pendidikan-seks-sebagai-upaya-pengurangan-masalah-seksual-di-indonesia/
















No comments:

Post a Comment