BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Dalam bab ini akan di bahas tentang Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan
kehidupan berkeluarga. Masa remaja merupakan transisi dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa, masa setengah baya dan masa tua. Dimana pada
masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja
juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai
kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase
dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui
tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh
remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah
persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Pada
masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan
fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu
yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai
lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua
pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif
akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian
masing-masing.
Remaja
dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam
kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk
membentuk kepribadian seorang remaja. Sebelum menentukan hal yang berpengaruh
dalam pembentukan kepribadian hendaknya kita pelajari dahulu tugas perkembangan
remaja dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kami mencoba membahas mengenai
tugas perkembangan remaja baik secara umum maupun klasifikasinya secara khusus
yang berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan
dan karier, serta kehidupan keluarga.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari permasalahan diatas maka
timbul masalah-masalah yaitu:
1. Apa
yang dimaksud tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan
berkeluarga?
2. Apa
saja faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan remaja yang berhubungan dengan
kehidupan keluarga?
3. Bagimana
cara remaja untuk menghadapi kehidupan berkeluarga?
4. Bagaimana
implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan?
C.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu:
1. Dapat
memehami dan mengerti apa yang dimaksud tugas perkembangan remaja yang
berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
2. Untuk
menambah informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan
remaja yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
3. Dapat
mengerti cara remaja dalam menyelesaikan
tugas perkembangannya yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
4. Menambah
pengetahuan tentang implikasi tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
TUGAS PERKEMBANGAN
REMAJA
BERKENAAN DENGAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA DAN IMPLIKASI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
1. TUGAS
PERKEMBANGAN REMAJA BERKENAAN
DENGAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Tugas
perkembangan remaja merupakan suatu proses yang wajib dikerjakan oleh remaja
dalam menghadapi proses perkembangan yang berlangsung didalam dirinya.Tugas
perkembangan remaja ini sangatlah banyak,tergantung para ahli yang
menguraikannya.Namun disini,hanya membahas tugas perkembangan remaja yang
berkenaan dengan kehidupan berkeluarga,dimana dalam menuju kehidupan
berkeluarga ini,remaja akan mengalami beberapa proses yang dapat mendorongnya
untuk berfikir tentang perkembangannya menuju kehidupan yang dewasa.Didalam
menghadapi kehidupan berkeluarga setidaknya remaja mengerti dengan 3 hal yaitu
mengenai pengertian kehidupan berkeluarga,timbulnya cinta dan jatuh cintaserta
masyarakat dan perkawinan.Dimana,jika remaja dapat memahami ketiga hal tersebut
maka sedikit banyak akan membantu menyelesaikan tugas perkembangannya yang
berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
A.
PENGERTIAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu rumah. kehidupan
menurut beberapa tokoh
adalah
-
MITCH
AXELROD Kehidupan
merupakan sebuah perjalanan untuk dijalani dan dinikmati
-
J.
C. MICHAELS kehidupan
adalah perjalanan luar biasa menuju wilayah tak dikenal, sebuah jalur penuh
tipu daya melalui hutan - hutan gelap, sebuha tirai gantung diatas kulit pohon
yang bercabang – cabang.
jadi kehidupan keluarga
berarti perjalanan
untuk dinikmati oleh suatu kelompok dari masyarakat. Di
dalam keluarga ada anak,yang lambat laun akan semakin tumbuh menjadi dewasa dan
akhirnya berkeluarga juga.Diantara fase anak-anak menjadi dewasa ada yang
dinamakan fase Remaja.Secara biologis ,pertumbuhan remaja telah mencapai
kematangan seksual yang berarti bahwa secara biologis remaja telah siap
melakukan fungsi produksi.
Garrison
(1956) menyatakan bahwa hal tersebut dapat mempertinggi
dorongan seksual remaja,sehingga perlu dipersiapkan hal-hal yang berhubungan
dengan perkawinan,karena masalah tersebut telah mendasari pemikiran mereka
untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Untuk ini sekolah perlu memberikan
perhatian secara khusus tentang masalah-masalah perkawinan tersebut,dalambentuk
pendidikan seksual atau kegiatan yang lain bagi remaja sebagai persiapan
baginya dalam menghadapi fungsi sebagai orang tua di kemudian hari.
Adapun jika mereka tidak mendapatkan
pendidikan seksual di sekolah akan menimbulkan dampak:
1. Peremehan terhadap perilaku seksual atau menganggap
tidak ada dampak negatif dari seks bebas, dan bisa jadi melakukan perbuatan
seksual secara bebas.
2. Bisa juga kurang tau atau kurang mengerti masalah
seputar seksual baik secara bebas ataupun secara baik-baik(halal).
Adapun
faktor yang mempengaruhi perkembangan seks adalah
1. Orang tua,
Kurangnya bimbingan dan pengawasan
orang tua sudah pasti akan membuat anak menjadi liar, orang tua yang terlalu
percaya kepada anak tanpa mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya
merupakan tindakan yang salah yang berakibat fatal bagi si anak sendiri. Bahkan
bukan tidak mungkin sebenarnya orang tua sendiri yang menjerumuskan anaknya,
sebagai contoh misalnya, orang tua merasa malu kalau anaknya yang sudah SMA
ataupun sudah remaja belum punya pacar, pasti akan ditanya, akhirnya si anak
cari pacar, awalnya mungkin biasa saja, ke tokok buku, atau sesekali ke cafe.
Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang tangan, lalu naik pangkat lagi, dan meningkat
ke lainnya. Orang tua yang terlalu otoriter juga tidak baik bagi
perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan sekali kebebasan ia lupa
segalanya.
2. Lingkungan/teman
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya Cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya Cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
3. Iman yang lemah
Seseorang yang tidak punya iman
dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan godaan duniawi yang memang berat,
sekecil apapun godaan itu apalagi godaan berat.
4. Ketagihan
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Maka
setidaknya kita sebagai guru untuk mengatasi hal tersebut dengan pendidikan
seks,seperti:
Ø Menanamkan rasa malu pada anak.
Ø Menanamkan jiwa maskulinitas pada
anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.
Ø Memisahkan tempat tidur mereka.
Ø Mengenalkan waktu berkunjung
(meminta izin dalam 3 waktu).
Ø Mendidik menjaga kebersihan alat
kelamin.
Ø Mengenalkan mahram-nya.
Ø Mendidik anak agar selalu menjaga
pandangan mata.
Ø Mendidik anak agar tidak melakukan
ikhtilât.
Ø Mendidik anak agar tidak melakukan
khalwat.
Ø Mendidik etika berhias.
Ø Ihtilâm dan haid.
Oleh
karena itu,Remaja memerlukan pendidikan seksual.Perkembangan sosial psikologis
remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang
ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
Baik dari perilaku laki-laki ataupun perempuan upaya
yang dilakukan dalam menarik lawan jenis itu tergantung dari pribadi
masing-masing, tidak semua laki-laki berani mengupayakan untuk menarik lawan
jenis atau perempuan yang sedang di impikannya sebagai kekasih, justru ada
perempuan yang berupaya untuk menarik lawan jenisnya menjadi seorang kekasih.
Tetapi secara umum upaya laki-laki menarik lawan jenis adalah
1.
Berupanya
mencari waktu luang untuk bisa bertemu dengan seorang perempuan yang dia
idam-idamkan.
2.
Berupaya
mencari perhatian dari perempuan tersebut.
3.
Suka memuji perempuan tersebut
4.
Memberikan
perhatian kepada perempuan tersebut.
5.
Berupaya
tampil menarik
Secara umum
upaya perempuan menarik lawan jenis adalah
1.
Berupaya
tampil menarik di hadapan laki-laki
2.
Mencari
perhatian dari laki-laki
3.
Selalu
memberikan senyum ketika bertemu laki-laki.
B. TIMBULNYA
CINTA DAN JATUH CINTA
Hampir setiap pemuda(laki-laki dan perempuan)
mempunyai 2 tujuan utama yaitu:
Ø Pertama,menemukan
jenis pekerjaan yang sesuai
Ø Kedua,
menikah dan membangun sebuah rumah tangga(keluarga)
Menurut
Garrison,1954:483,bahwa seorang
remaja akan mengalami “jatuh cinta”didalam kehidupannya setelah mencapai
belasan tahun.Jatuh cinta merupakan
salah satu penyakit hati dimana perasaan itu muncul secara tiba-tiba terutama
dengan lawan jenis. Mulai saat itu laki-laki atau wanita
mulai berangan –angan untuk menemukan pasangan hidup yang ideal. Sedangkan pengertian cinta itu sendiri adalah suatu perasaan
yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua
makhluk.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta ada
bermacam-macam antara lain:
ü Faktor
kepribadian
Faktor yang dipengaruhi oleh
sifat-sifat yang dimiliki seseorang dalam hal tingkah laku, sopan santun, dan
tata krama terhadap sesama makhluk.
ü Faktor
fisik
Faktor yang di pengaruhi
berdasarkan bentuk fisik yang dimiliki seseorang yang dapat menarik lawan
jenis.
ü Faktor
budaya
Perbedaan seseorang dalam
hal adat istiadat tertentu, sesuai dengan lingkungan.
ü Faktor
latar belakang keluarga
Perbedaan antara keluarga
yang mampu dan kurang mampu
ü Faktor
kemampuan
Perbedaan seseorang yang dipengaruhi oleh kemampuan
berfikir atau kecerdasan seseorang.
Para
ahli jiwa sosial sependapat bahwa konsepsi yang menentukan saling tertariknya
antara individu satu dengan myang lain adalah dengan upaya menciptakan hubungan
yang akrab(intim) dan hal itu berlangsung dalam kurun waktu yang relatif
panjang.
Secord dan Backman (1974)
menyatakan bahwa menciptakan hubungan intim dicapai melalui tiga tahap yaitu:
(i)
Tahap eksplorasi
Menjajagi
masalah masalah yang berhubungan dengan pujian atau penghargaan dan keuangan.
(ii)
Tahap penawaran
Dimana
pasangan itu menjalin berbagai janji .Tidak ada ketentuan formal dalam
perjanjian ini tetapi yang muncul dan dianggap penting dalam hal ini adalah
saling pengertiannya tentang latar belakang hubungan mereka.
(iii)
Tahap komitmen
Ditandai
oleh saling ketergantungan masing-masing.
Di samping ini Backman mengajukan tahap ke empat yaitu tahap
institusionalisasi
(iv)
Tahap institusionalisasi.
Ditandai
kesepakatan-kesepakatan untuk hidup masa depan.
Teori
lain telah pula mendiskusikan adanya sedikit perbedaan pandangan tentang
tahap-tahap yang ada dalam perkembangan
keakraban hubungan antar remaja.Diidentifikasikan juga perubahan perilaku
remaja dalam melakukan pergaulan dengan lawan jenis,seperti di kemukakan oleh
Burges dan Huston yaitu sebagai berikut:
1. Mereka
lebih sering berhubungan dalam periodewaktu yang agak lama.
2. Mereka
mencapai pendekatan bila berpisah dan
merasa ada peningkatan hubungan bila bertemu kembali.
3. Mereka
terbuka satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik
menunjukkan keakraban.
4. Mereka
lebih terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka.
5. Mereka
mengembangkan sistem komunikasi mereka sendiri ,dan komunikasi itu meningkat
lebih efisien.
6. Mereka
meningkatkan kemampuan masing masing dalam merencanakan dan mengantisipasi
kenyataan kehidupan dalam masyarakat nanti.
7. Mereka
menyingkronkan tujuan dan perilakunya,dan mengembangkan pola interaksi yang
cenderung tetap.
8. Mereka
meningkatkan investasi mereka dalam hal hubungan dan memperluas lingkup
kehidupan mereka yang penting.
9. Mereka
sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa interes mereka masing masing merupakan ikatan yang tak dapat dipisahkan
demi kebaikan hubungan mereka.
10. Mereka
meningkatkan perasaan saling menyenangi,mempercayai, dan mencintai demi
kepentingan bersama.
11. Mereka
melihat hubungan tersebut sebagai yang tak tergeser,atau setidak-tidaknya
sebagai suatu yang unik.
12. Mereka
semakin akrab satu sama lain sebagai sejoli bukan sebagai individu.
C.
MASYARAKAT
DAN PERKAWINAN
Pemilihan pasangan hidup merupakan tugas
prkembangan yang didukung faktor biologis.Pemilihan pasangan yang berakir
dengan perkawinan berarti merupakan pertanda terbentuknya inti kelurga atau
perluasan dan kelanjutan tentang pemekaran keluarga.Perkawinan merupakan pertanda terbentuknya inti kekeluargaan atau
perluasan dan kelanjutan tentang
pemekaran keluarga.
Dan sesuatu yang dianggap sakral.Maka
perkawinan tidak begitu saja terjadi,namun ada norma-norma yang mengatur
tentang masalah tersebut,dan itu tergantung dari kehidupan sosial masyarakatnya.
Esleman
dan Chasion(1983:311) menyatakan bahwa norma perkawinan yang
berlaku disetiap masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu:
1.
Exogamy
Perkawinan yang tidak boleh
dilakukan karena ada hubungan darah.Hubungan darah yaitu perkawinan laki-laki dan perempuan dari satu ibu, satu
bapak, saudara sekandung, saudara sepupu, dan perkawinan sesama jenis.Contoh
perkawinan exogamy adalah perkawinan yang pada umunnya dilakukan oleh orang
orang indonesia atau luar negeri(adat jawa dan adat bali,WNA dan WNI,suku jawa
dan jawa)
2.
Indogamy
Perkawinan
yang boleh dilakukan dalam hubungan darah.Misalnya perkawinan antara suku-suku
pedalaman di indonesia.
Di
dalam suatu perkawinan terdapat perbedaan pandangan.Seperti yang dikemukakan
oleh Adam(Garrison:1956:483) bahwa
60% wanita yang mengisi angket menyatakan perkawinan itu didorong oleh faktor
cinta dan keamanan,Sedangkan laki-laki menyatakan perkawinan itu didorong
faktor keinginan hidup bersama dan mengurangi ketegangan sedangkan cinta
menduduki urutan ketiga.Hal ini dikarenakan prinsip hidup wanita dan laki-laki
tidak sama,yang mana wanita lebih membutuhkan pelindung bagi kehidupannya.
Dalam
masalah perkawinan,setiap masyarakat didunia memiliki hukum dan aturan adat
yang menjadi pedoman bagi setiap anggota masyarakat dalam menentukan pasangan
hidupnya.Adapun yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan calon pasangan hidup
adalah:
1. Faktor fisik dan psikologis
Ø
Fisik
adalah Faktor yang di pengaruhi berdasarkan bentuk fisik yang dimiliki
seseorang yang dapat menarik lawan jenis.
Ø
Psikologis
adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan
kognisi manusia.
2. Kesamaan
Ø Ras
Pembedaan variasi penduduk
berdasarkan tampilan fisik atau bentuk dan warna rambut, warna mata, warna
kulit, bentuk mata, dan bentuk tubuh
Ø Bangsa
Kelompok manusia yang berada
dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah
dan cita-cita yang sama.
Ø Agama
Suatu kepercayaan tentang
adanya Tuhan
yang maha esa juga sebagai pencipta alam semesta.
Ø Status
sosial ekonomi
Berhubungan
dengan status ekonomi kedua mempelai,bawah menengah ataukah atas.
3. Faktor
sosial.
Mencakup aspek antara lain
menyangkut masalah pergaulan dan pekerjaan.
Ø Pergaulan
Proses interaksi yang
dilakukan individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok.
Ø Pekerjaan
Pererjaan dalam arti luas
adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.
Pekerjaan dalam arti sempit
adalah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang
Ketiga faktor ini berpengaruh terhadap
penetapan calon pasangan hidup entah itu lingkupnya besar atau kecil,oleh
karena itu secara psikologis remaja banyak menerima pengaruh dari ketiga hal
tersebut dan nantinya akan berpengaruh terhadap penetapan kriteria pasangan
hidupnya.Ini dapat menimbulkan sikap-sikap remaja yang bervariasi,sehingga
dapat menimbulkan perilaku yang positif seperti belajar dan bekerja keras,baik
dalam upaya mewujudkan cita-citanya maupun dalam karier.Tetapi sebaliknya hal
ini dapat menimbulkan bayangan rasa takut untuk melangkah mewujudkan
cita-citanya. Akibat ketakutan tersebut tentu saja dapat mempengaruhi perilaku
dan perbuatannya didalam masyarakat yang mungkin merupakan pelarian.
2.
IMPLIKASI TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN REMAJA DALAM PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN
a.
Pendidikan
yang dilakukan di Indonesia baik di lingkungan sekolah atau luar sekolah pada
umumnya dilakukan secara klasikal.
Peenyelenggaraan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan
pendidikan kepada semua remaja yang tergabung didalam kelas.
b.
Beberapa
usaha yang perlu dilakukan didalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan
dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita
kehidupannya antara lain adalah:
1)
Bimbingan
kerier seseuai dengan kemampuan siswa
2)
memberikan
latihan-latihan praktis kepada siswa dengan berorientasi kepada kepada kondisi
(tuntutan)lingkungan.
c.
Keberhasilan
dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.Untuk
mengembangan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
1)
Bimbingan
tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi
pekerti dan pendidikan keluarga
2)
Bimbingan
siswa untuk memahami norma yang berlaku baik didalam keluarga, sekolah, maupun
didalam masyarakat.
d.
Pendidikan
tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan
perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui
organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan
pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
data yang telah kami kumpulkan diatas maka kami dapt menyimpulkan bahwa:
1. Tugas
perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan keluarga adalah suatu
proses yang wajib dikerjakan oleh remaja dalam menghadapi proses perkembangan
yang berlangsung didalam dirinya yang ada kaitannya dengan kehidupan keluarga
yang merupakan tujuan remaja untuk meneruskan fungsi biologisnya secara
sempurna.
2. Adapun
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan remaja tersebut
adalah:
Ø Keluarga
Ø Lingkungan/teman
Ø Iman
yang lemah
Ø ketagihan
3. Yang
dilakukan remaja untuk menghadapi kehidupan berkeluarga yaitu:
Ø Belajar
dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
Ø Menentukan
jenis pekerjaan yaang sesuai.
Ø Melaksanakan
norma-norma yang berlaku di keluarga,sekolah, dan masyarakat yang berhubungan
dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga
Ø Bersiap
menikah dan membangun sebuah rumah tangga.
4. Implikasi
tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan,antara lain:
Ø
Pendidikan
yang dilakukan di Indonesia baik di lingkungan sekolah atau luar sekolah pada
umumnya dilakukan secara klasikal.
Ø Beberapa usaha yang perlu dilakukan didalam
penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang
dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya.
Ø Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan
etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
Ø Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik
didalam keluarga, sekolah, maupun didalam masyarakat.
Ø Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan
norma kehidupan sosial kemasyarakatan.
B. SARAN
Dengan berlandaskan simpulan diatas
teriring segala hormat,penulis menyampaikan saran agar orang tua dan pendidik
dapat:
Ø Menanamkan
nilai moral kepada remaja yang berhubungan dengan pekembangan seksual remaja.
Ø Memberikan
bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
Ø Menanamkan
nilai agama dan memantapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan utanya yang
berhubungan dengan pernikahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sunarto,Agung
Hartono.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Rineka
Cipta.,1995
http://amaliandini.wordpress.com/2010/07/02/for-you-and-for-me/
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/memilih-pasangan-idaman.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/13/pendidikan-seks-untuk-anak-tabu-atau-perlu/
http://syarifonly.blogspot.com/2012/02/pendidikan-seks-di-sekolah-pro-dan.html
http://ayocobaliad.blogspot.com/2011/01/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html
http://www.indonesiamedia.com/2011/05/19/pendidikan-seks-sebagai-upaya-pengurangan-masalah-seksual-di-indonesia/
No comments:
Post a Comment