Tuesday, October 1, 2013

kesalahan dalam penulisan paragraf


A.    LATAR BELAKANG
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang harus dikuasai yakni, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara umum, keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang menggunakan bahasa lisan sedangkan keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan yang menggunakan bahasa tulis dengan melibatkan pola berpikir dengan baik.
Keterampilan menulis memiliki arti yang sangat penting bagi dunia pendidikan dan kehidupan bermasyarakat untuk berkomunikasi dengan baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Dengan demikian, siswa dapat menuangkan semua ide, gagasan, pendapat, maupun perasaan yang dimiliki secara kreatif dalam sebuah tulisan yang indah. Disisi lain, dengan menulis kita dapat mengembangkan pola berpikir yang baik dengan kreativitas siswa.
Namun, pada kenyataannya siswa terkadang sulit untuk mencari ide dalam menuangkan idenya dalam mengawali tulisannya secara runtut. Selain itu, siswa juga sering melakukan kesalahan – kesalahan dalam menulis, terutama menulis paragraf dalam sebuah karangan.
Berbicara tentang karangan baik berupa karangan pendek maupun panjang maka mau tidak mau siswa harus berbicara mengenai beberapa hal atau masalah disekitar karangan tersebut. Yang pertama adalah tentang topik yang menjadi isi karangan. Masalah yang kedua adalah pengorganisasian karangan. Di dalam pengorganisasian karangan, siswa sering melakukan kesalahan – kesalahan terutama dalam menulis paragraf. Selain itu, kurangnya pemahaman mengenai ciri paragraf yang baik menyebabkan siswa sulit menghasilkan paragraf yang baik. Oleh karena itu, penulis ingin membahas tentang bagaimana cara menulis paragraf dan mengembangkannya.

B.    PERMASALAHAN
Sesuai latar belakang tersebut, maka pemasalahan yang hendak dibahas yaitu:
1.      Apa saja kesalahan – kesalahan dalam segi tampilan sebuah paragraf ?
2.      Apa syarat menulis paragraf yang baik ?
3.      Bagaimana cara mengembangkan paragraf ?

C.    TUJUAN
Makalah ini memiliki tujuan:
1.      Mengetahui kesalahan- kesalahan dalam segi tampilan penulisan paragraf.
2.      Memberi pengetahuan tentang cara penulisan paragraf yang benar.
3.      Memberi informasi tentang cara mengembangkan sebuah paragraf.
4.      Menyelesaikan tugas mata kuliah bahasa indonesia

D.    TINJAUAN PUSTAKA

1.      KETRAMPILAN MENULIS
Menurut Tarigan, 1983 (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut. Byrne, 1979 (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77) mengemukakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol - simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan teta pi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat- kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Pendapat Haryadi dan Zamzani (1996: 77) menyebutkan bahwa menulis sebagai kegiatan reproduksi, yaitu menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulisan. Kegiaatn menulis diawali dengan kegiatan menyimak atu membaca. Hasilnya dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang disusun dengan kata-katanya sendiri. Suparno dan Mohamad Yunus (2007: 1.3), menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Pendapat Akhadiyah 1988 (Ahmad Rofi’udin dan Darmiayti Zuchdi, 1998: 262), menulis dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang lambang kebahasaan. Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi dan kosa kata, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan gagasan serta pengembangan model karangan. Murray, 1978 (Ahmad Rofi’udin, 1998: 263), mendeskripsikan menulis sebagai proses penemuan dan penggalian ide-ide untuk diekspresikan, dan proses ini dipengaruhi oleh pengetahuan dasar yang dimilikinya.
 Menurut Kelly, 1989 (Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuchdi,1998: 263) mengemukakan kegiatan menulis merupakan upaya menghasilkan ide dan bahasa sebagai sarana pengekspresikannya. Sedangkan Ahmad Rofi’udin (1998: 263), keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek, yaitu: (a) penggunaan ejaan, (b) kemampuan penggunaan diksi/kosakata, (c) kemampuan menggunakan kalimat, dan (d) penggunaan jenis komposii (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian ide). Kesemua aspek inilah yang diukur dalam keterampilan menulis.
Sementara itu, Yeti Mulyati dkk (2009: 5.3) mendefinisikan menulis sebagai suatu proses berpikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan menggali ide, gagasan dan pikiran kemudian menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

2.      PARAGRAF
Menurut Uti Darmawati dan Anton Suparyanto (2010: 46) paragraf merupakan bagian dalam suatu karangan yang memiliki gagasan pokok. Gagasan pokok merupakan kalimat yang menjadi pokok permasalahan dalam paragraph selanjutnya diikuti gagasan penjelas. Kalimat dalam paragraph harus runtut dan saling berkaitan. Zainudin (1991) menyebutkan paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung ide untuk mengungkapkan buah pikiran yang dapat berupa satu atau beberapa kalimat. Paragraf menurut Sabarti Akhadiah (1991: 111) merupakan karangan yang paling pendek/paling singkat.
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan, karena hanya membicarakan satu gagasan pokok/topic atau satu pikiran. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Sedangkan Suparno dan Mohamad Yunus (2007: 3.16) mendefinisikan paragraf atau alinea sebagai satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk unataian kalimat. Dapat diakatakan bahwa menyusun paragraf pada hakikatnya adalah menyusun sejumlah kalimat dalam rangka menghubungkan sejumlah gagasan.
Pendapat Yeti Mulyati dkk (2009: 5.22) menyatakan bahwa paragraf terdiri dari kalimat utama/kalimat pokok dan kalimat penjelas. Kalimat pokok/kalimat utama adalah kalimat yang mengandung pokok permasalahan/gagasan utama. Sementara itu kalimat penjelas merupakan kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat pokok. Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa paragraf merupakan gabungan kalimat yang terdiri dari kalimat topik/kalimat utama dan kalimat-kalimat lain yang menjelaskan kalimat topik/kalimat utama. Kalimat topic adalah kalimat utama yang mengandung gagasan pokok. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat topik tersebut.

E.    PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN PARAGRAF
Setiap karangan yang baik harus dibagi menjadi bagian – bagian. Karangan yang panjang umumnya dibagi menjadi beberapa sub-bab atau anak bab. Di dalam sub – bab atau anaka bab tersebut masih dibagi lagi menjadi bagian – bagian lagi. Bagian – bagian dari anak bab tersebutlah yang dinamakan paragraf yang terdiri atas bagian – bagian yang berupa kalimat.


2.      UNSUR – UNSUR PARAGRAF
a.       Perlengkapan Paragraf
·         Paragraf memiliki empat unsur, yaitu:
1)      Transisi ( berupa kata atau kalimat)
2)      Kalimat Topik
3)      Kalimat Penjelas
4)      Kalimat penegas
·         Paragraf memiliki tiga unsur, yaitu:
1)      Transisi ( berupa kata atau kalimat)
2)      Kalimat Topik
3)      Kalimat Penjelas
·         Paragraf memiliki dua unsur, yaitu:
1)      Kalimat topik
2)      Kalimat pengembang

b.      Transisi
Transisi ialah mata rantai penghubung antarparagraf. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan.
1)      Transisi Berupa Kata
(a)    Penanda hubungan kelanjutan. ( dan, lagi, Serta, lagi pula dll.)
(b)   Penanda Hubungan urutan waktu. ( Dahulu, kini, sekarang, sebelum, setelah, dll)
(c)    Penanda klimaks.(Paling......., se.....nya, ter.......)
(d)   Penanda perbandingan. ( sama, seperti, ibarat, dll)
(e)    Penanda kontras. ( tetapi, biarpun, walaupun, sebaliknya)
(f)    Penanda urutan jarak. ( di sini, di situ, di sana, dekat, jauh)
(g)   Penanda ilustrasi. ( umpama, contohnya, misalnya)
(h)   Penanda sebab akibat. ( karena, sebab, oleh karena, akibatnya )
(i)     Penanda kondisi. ( jika, kalau, jika lau, andai kalau)
(j)     Penanda kesimpulan. ( kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya)

2)      Transisi Berupa Kalimat
Transisi berupa kalimat yang berfungsi sebagai transisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan diperbincangkan. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu paragraf terdapat kalimat penuntun sebagai transisi maka kalimat topik terdapat segera setelah kalimat penuntun selesai.

c.       Kalimat Topik
Kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak. Ada tiga kemungkinan letak kalimat topik dalam paragraf. Kemungkinan pertama, pada awal bagian paragraf, segera setelah transisi kalau transisi ada pada paragraf tersebut. Kemungkinan kedua, terdapat pada bagian akhir paragraf. Kemungkinan ketiga, berada di tengah – tengah peragraf, tetapi hal ini jarang ditemui.

d.      Kalimat Pengembang
Kalimat pengembang merupakan kalimat – kalimat yang memperluas pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakekat ide pokok.

e.       Kalimat Penegas
Kalimat penegas adalah perwujudan pernyataan yang dapat menunjang kejelasan informasi. Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik. Kedua sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan.

3.      JENIS PARAGRAF
Jenis – jenis paragraf bisa digolongkan berdasarkan bentuknya dan letak kalimat utamanya.
a.      Jenis Paragraf Berdasarkan Bentuk Paragraf
1)        Paragraf  bentuk lurus (paragraf lurus) penulisan setiap barisnya semua ditulis lurus pada margin kiri. Perpindahan paragraf ditandai dengan dengan penambahan satu spasi dari paragraf sebelumnya.
Contoh:
Xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx xxxxxx xxxxxxx xxx xxx, xxxxxx, xxxxxxx, xxxxxxxxx, xxx xxxxxxx. Xxxx xxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx. Xxxxxx xxxxxx xxxxx xxxx xxxxx xxxx, xxxx, xxx xxxxx.

Xxxxxxxx xxxx xxxx xxxxx xxxxxx xxxxx xxx xxx, xxxxxx, xxxxxxx, xxxxxxxxx, xxx xxxxxxx. Xxxx xxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx. Xxxxxx xxxxxx xxxxx xxxxxx xxxx, xxxx, xxx xxxxx.
2)      Paragraf bentuk bertakuk, penulisan baris pertama diawal paragraf ditulis agak menjorok ke  kanan sepanjang 5 atau 7 ketukan dari margin kiri.
Contoh:
Xxxxxxx xxxx xxxx xxxxx xxxxxx xxxxxxx xxx xxx, xxxxxx, xxxxxxx, xxxxxxxxx, xxx xxxxxxx. Xxxx xxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx. Xxxxxx xxxxxx xxxxx xxxx xxxxx xxxx, xxxx, xxx xxxxx.
Xxxxxxxx xxxx xxxx xxxxx xxxxxx xxxxx xxx xxx, xxxxxx, xxxxxxx, xxxxxxxxx, xxx xxxxxxx. Xxxx xxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx. Xxxxxx xxxxxx xxxxx xxxxxx xxxx, xxxx, xxx xxxxx.

Dari segi tampilan, sekurang – kurangnya terdapat empat kesalalahan umum dalam penyusunan paragraf. Kesalahan – kesalahan tersebut, apabila digambarkan menjadi berikut.


a)      Kerancuan Bentuk Paragraf
Contoh:
1.1 Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung – dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh – sungguh. Bekal tersebut tidak sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.

Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan  oleh para pengguna karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana “payah”. Kata “payah” disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata – rata kemampuan komunikasi mereka juga rendah.

Kesalahan ini terletak pada penambahan jarak paragraf pertama dan paragraf  kedua. Apabila menggunakan paragraf bertakuk, seharusnya pada pergantian paragraf tidak ditambahkan jarak.

b)      Kesalahan Penempatan Baris Kalimat
Contoh:
1.1 Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung – dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh – sungguh.
Bekal tersebut tidak sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan  oleh para pengguna karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana “payah”. Kata “payah” disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati.
Selain itu, rata – rata kemampuan komunikasi mereka juga rendah.

Kesalahan terletak pada  setiap pergantian kalimat dengan perpindahan baris. Seharusnya selama baris dari bagian paragraf tersebut belum habis sampai margin kiri – walaupun hanya satu suku kata – tetap belum dilakukan perpindahan baris.

c)      Penanda Bentuk Lekuk yang Salah
Contoh:
1.1 Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung – dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh – sungguh. Bekal tersebut tidak sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan  oleh para pengguna karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana “payah”. Kata “payah” disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata – rata kemampuan komunikasi mereka juga rendah.
Kesalahannya terletak pada penanda paragraf bentuk yang ditulis terlalu menjorok ke kanan lebih dari 7 ketukan yang seharusnya cukup 5 atau 7 ketukan.

d)     Penulisan Pada Margin yang Salah
Contoh:
1.1 Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung – dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh – sungguh. Bekal tersebut tidak sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan  oleh para pengguna karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana “payah”. Kata “payah” disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata – rata kemampuan komunikasi mereka juga rendah.
Kesalahannya terletak pada penulisan baris kedua dan seterusnya pada masing – masing paragraf yang seharusnya dibawah angka sub – bab dan bukan dibawah nama sub-bab.
Dari kesalahan segi tampilan tersebut, Maka dapat di perhatikan bahwa segi tampilan yang benar dalam menulis paragraf adalah sebagai berikut:

1.1  Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung – dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh – sungguh. Bekal tersebut tidak sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan  oleh para pengguna karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana “payah”. Kata “payah” disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata – rata kemampuan komunikasi mereka juga rendah.

b.      Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Jenis paragraf bedasarkan kalimat utama terbagi menjadi empat, yaitu:
1.      Paragraf Deduktif , yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan diikuti oleh kalimat penjelas.
2.      Paragraf induktif, yaitu paragraf yang diawali kalimat penjelas dan diakhiri oleh kalimat utama.
3.      Paragraf campuran, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal dan akhir paragraf.

4.      KRITERIA PARAGRAF
Syarat – syarat agar paragraf termasuk kategori baik, diantaranya:
a.       Isi Paragraf Hanya Terpusat pada Satu Hal Saja
Jika isi paragraf berganda, maka akan mengurangi kejelasan informasi. Pertama, paragraf harus bersifat panjang sebab kalimat pengembangnyapun harus berlipat dua. Kedua, pikiran dan perhatian pembaca juga bercabang terhadap dua hal dalam satu paragraf.

b.      Isi Paragraf Yang Relevan dengan Isi Karangan
Paragraf harus relevan dan menunjang isi karangan. Jika isi karangan mengenai demokrasi maka isi paragraf tidak boleh keluar dari persoalan demokrasi dalam bentuk kongkret.

c.       Paragraf  harus Koheren dan Unity
Hubungan antarkalimat dengan paragraf harus berkaitan erat satu sama lain. Penjelasan ide pokok yang ditujukan pada kalimat topik secara abstrak dan kalimat pengembang secara kongret dengan beberapa kalimat yang saling berkaitan menumbuhkan wujud kepaduan, kebulatan atau unity.

d.      Kalimat Topik harus Dikembangkan dengan Jelas dan Sempurna
Pengembangan kalimat topik ini dilakukan dengan penjabaran kedalam bentuk – bentuk yang kongkret. Bentuk kongkret tersebut dapat diperoleh dengan cara pemaparan, pemberian contoh, penganalisisan, dan lain – lain melalui metode berfikir deduksi, induksi dan campuran.

e.       Struktur Paragraf harus Bervariasi
Paragraf harus bervariasi dalam panjang, struktur dan cara penguraian. Variasi itu didasarkan pada latar belakang pembaca, sifat media karangan diterbitkan, dan sifat serta tuntutan kalimat topik.

f.       Paragraf Ditulis dalam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa yang baik adalah bahasa yang tidak melanggar kaidah – kaidah  yang ditetapkan oleh masyarakat pemakai bahasa. Bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Adapun aspek kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam penulisan paragraf yaitu penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, tanda baca, pembentukan kata, dan penyusunan kalimat.

5.      CARA MENGEMBANGKAN PARAGRAF
a.      Pengembangan Umum-Khusus/Khusus-Umum
1.      Pengembangan Umum-Khusus
Pengembangan paragraf dengan menempatkan kalimat utama pada awal paragraf kemudian diikuti oleh kalimat – kalimat atau gagasan penjelas.
Contoh:
Manusia memerlukan agama dalam kehidupannya. Dengan beragama, manusia akan memiliki iman yang teguh. Iman yang teguh membuat hidup menjadi terarah dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik. Keteguhan dan kekuatan iman juga bisa menjadikan angka kejahatan berkurang, sehingga kehidupan manusia semakin tentram.


2.      Pengembangan Khusus-Umum
Pengembangan paragraf khusus- umum adalah pengembangan paragraf dengan menempatkan gagasan – gagasan penjelas yang bersifat khusus pada kalimat – kalimat bagian awal.
Contoh:
Hari itu, setelah makan malam, Gandhi bermaksud menghadiri doa bersama. Ketika ia tiba di tempat doa dia sudah ditunggu oleh sekitar lima ratus orang. Diantara yang hadir itu ada tiga orang lelaki asal Poona, bernama Nathuram Godse. Sambil mengangkat kepalanya, ia meraih barette hitam otomatis dan menembak Gandhi selama tiga hari. Saat itulah setelah mengaduh, Gandhi meninggal dunia.
b.      Pengembangan Sebab-Akibat / Akibat-Sebab
1)      Pengembangan Paragraf Sebab – Akibat.
Pengembangan paragraf sebab – akibat lebih dahulu mengemukakan fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu sebagai pikiran utamanya, kemudian diikuti oleh akibat sebagai pikiran atau kalimat- kalimat penjelasnya.
Contoh:
Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup keluarga. Ibu tidak selalu hidup merana karena setiap tahun melahirkan. Bapak tidak pula terlalu pusing memikirkan usaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Anak – anak pun tidak terlantar hidupnya.
2)      Pengembangan Paragraf Akibat-Sebab.
Penengermbangan sebab – akibat diawali oleh akibat suatu kejadian yang merupakan pikiran utamanya, diikuti oleh sebab – sebab sebagai pikiran atau gagasan penjelas.
Contoh:
Hari itu Amir kelihatan sedih. Uangnya sebanyak dua puluh ribu rupiah hilang. Padahal, hari itu juga ia harus juga membayar SPP. Apalagi ia juga teringat ibunya yang masih sakit. Ia juga tidak tahu dari mana ia harus mengganti uangnya yang hilang itu.
c.       Pengembangan dengan perbandingan
Pengembangan paragraf dengan perbandingan adalah pengembangan paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal – hal yang dibicarakan.
Pengembangan paragraf dengan perbandingan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.      Membandingkan rincian ciri – ciri keseluruhan satu obyek yang dibandingkan secara bergantian.
Contoh:
Pada zaman dahulu, hubungan antara guru dan murid sangat renggang. Guru dianggap seperti “dewa”, orang yang serba bisa. Murid lebih banyak diam untuk mendengarkan, sedangkan guru lebih banyak menjelaskan. Maka pengetahuan murid lebih banyak dari apa yang diberikan oleh guru dari pada yang diperolehnya sendiri. Lain dengan zaman sekarang. Hubungan antara guru dan murid menjadi lebih dekat. Murid tidak hanya dianggap sebagai obyek didik, tetapi subyek didik. Murid dilibatkan secara aktif dalam proses belajar-mengajar, sebagai pemahaman yang diperoleh murid tidak hanya dari apa yang telah diajarkan oleh guru saja, tetapi juga dari pemerolehan sendiri lewar keaktifan mencari dan menemukan.
2.      Membandingkan satu persatu perbedaan dan persamaan kedua hal yang dibandingkan tersebut.
Contoh:
Pantun dan syair mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Keduanya tergolong puisi lama yanjg terdiri atas 4 baris. Pada syair keempat barisnya merupakan isi, sedangkan pada pantun isinya terletak pada baris ke-3 dan ke-4. Pantun berasal dari bumi Indonesia, sedangkan syair berasal dari sastra Arab.

d.      Pengembangan dengan Definisi Luas
Pembangan paragraf jenis ini adalah pengembangan yang didasarkan oleh keiingan untuk menjelaskan sesuatu. Penjelasan tentang sesuatu itu kadang – kadang memrlukan uraian yang panjang, berupa kalimat – kalimat. Apabila keadaan ini yang terjadi, dan telah membentuk satu paragraf tersendiri, maka pengembangan paragraf tersebut dinamakan pengembangan dengan definisi luas.
Contoh:
Boraks adalah sejenis zat asam yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan campuran kosmetik dan bahan soldier. Tetapi boraks juga sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan. Khusus untuk bakso, boraks digunakan sebagai pengawet, sekaligus memberikan rasa gurih dan renyah.
e.       Pengembangan dengan contoh
Pengembangan paragraf ini biasanya diawali dengan sebuah pokok yang menjadi inti pembicaraan, kemudian diikuti oleh contoh – contoh sebagai gagasan pendukung.
Contoh:
Malang adalah kota pariwisata. Sebutan ini memang layak disandang oleh kota Malang. Dari pintu arah selatan ada tempat pariwisata bendungan Karang Kates. Dari arah utara, khususnya di daerah Singosari, banyak ditemui peninggalan kerajaan singosari. Dari arah barat, ada tempat pemandian, tempat rekrasi Sengkaling, dan Tlogo Mas. Adapun pintu gerbang sebelah timur ada tempat rekreasi Wendit. Selain itu, Didalam kotapun masih banyak tempat Wisata lain, misalnya: Senaputra, Telaga Indah, dan Candi Badut.

F.     KESIMPULAN
Dari data yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Kesalahan – kesalahan dalam menulis paragraf yaitu:
Ø  Kerancuan bentuk paragraf
Ø  Kesalahan penempatan baris pada kalimat
Ø  Penanda bentuk lekuk yang salah
Ø  Penulisan pada margin yang salah
2.      Syarat paragraf yang baik yaitu:
Ø  Isi Paragraf Hanya Terpusat pada Satu Hal Saja
Ø  Isi Paragraf Yang Relevan dengan Isi Karangan
Ø  Paragraf  harus Koheren dan Unity
Ø  Kalimat Topik harus Dikembangkan dengan Jelas dan Sempurna
Ø  Struktur Paragraf harus Bervariasi
Ø  Paragraf Ditulis dalam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
3.      Cara mengembangkan paragraf yaitu dengan cara:
Ø  Pengembangan Umum-Khusus/Khusus-Umum
Ø  Pengembangan Sebab-Akibat/Akibat-Sebab
Ø  Pengembangan dengan perbandingan
Ø  Pengembangan dengan Definisi Luas
Ø  Pengembangan dengan contoh

G.    DAFTAR PUSTAKA
Indradi, Agustinus. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Malang: Dioma
Tarigan, Djago. 1986. Membina Ketrampilan menulis paragraf dan pengembangannya. Bandung: Angkasa Baru.
http://bintangbangsaku.com/artikel/kesulitan-belajar-menulis. (diakses pada hari Kamis,13 Juli  2013 pukul 04:35:57))
http://ellya7.wordpress.com/2008/01/04/hambatan-mahasiswa-dalam-menulis -paragraf/. (diakses pada hari Kamis, 13 Juli 2013. pukul 04:30:55)
(diakses pada hari Kamis. 13  Juli 2013. pukul 04:42:34)



1 comment:

  1. "Kesalahannya terletak pada penulisan baris kedua dan seterusnya pada masing – masing paragraf yang seharusnya dibawah angka sub – bab dan bukan dibawah nama sub-bab." << Mengapa demikian?

    ReplyDelete